Sabtu, 10 September 2011

Banten : Kerajaan Islam Kelima di Tanah Jawa



Sejak sebelum zaman Islam, ketika masihberada di bawahkekuasaan raja-raja Sunda (dari Pajajaran, atau mungkin sebelumnya), Bantensudah menjadi kota yang berarti. Dalam tulisan Sunda Kuno, cerita Parahyangan, disebut-sebutnama Wahanten Girang. Namun ini dapat duhubungkan dengan Banten, sebuah kotapelabuhan di ujung barat pantau utara Jawa. Pada tahun 1524 atau 1525, SunanGunung Jati dari Ciberbon, meletakkan dasar bagi pengembangan agama dan kerjaanIslam serta bagi perdagangan orang-orang Islam di sana.

Menurut sumber tradisional, penguasa Pajajaran diBanten menerima Sunan Gunung Jati dengan ramah tamah dan tertarik masuk Islam. Iameratakan jalan bagi kegiatan pengislaman di sana. Dengan segera ia mejadiorang yang berkuasa atas kota itu dengan bantuan tentara Jawa yang memangdimintanya. Namun, menurut berita Barros, penyebaran Islam di Jawa Barat tidakmelalui jalan damai, sebagaimana disebut oleh sumber tradisional. Beberapapengislaman mungkin terjadi secara sukarela, tetapi kekuasaan tidak diperoleh kecualidengan menggunakan kekerasan. Banten, dikatakan justru diserang dengantiba-tiba.

Untuk menyebarkan Islam di Jawa Barat, langkah SunanGunung Jati berikutnya adalah menduduki pelabuhan Sunda yang sudah tua, kira-kiratahun 1527. Ia memperluas kekuasaannya atas kota-kota pelabuhan Jawa Barat lainyang semula termasuk Pajajaran.

Setelah ia kembali ke cirebon, kekuasaannya atasBanten diserahkan kepada putranya, Hasanuddin. Hasanuddin sendiri kawin denganputeri Demak dan diresmikan menjadi Panembahan Banten tahun 1552. Ia meneruskanusaha-usaha ayahnya dalam meluaskan daerah Islam, yaitu ke Lampung dansekitarnya di Sumatera Selatan.

Pada tahun 1568, disaat kekuasaan Demak kembali beralihke Pajang, Hasanuddin memerdekakan Banten. Itulah sebabnya oleh tradisi iadianggap sebagai raja Islam pertama di Banten. Banten sejak semula memang merupakanvassal dari Demak. Hasanuddin mangkat kira-kira 1570 dan dig anti oleh anaknya,Yusuf. Setelah Sembilan tahun memegang tampuk keuasaan, tahun 1579, Yusufmenaklukan Pakuwan yang belum Islam yang waktu itu masih menguasai sebagianbesar daerah pedalaman Jawa Barat. Setelah itu ibukota kerajaan itu jatuh danraja beserta keluarganya menghilang, golongan bangsawan Sunda masuk Islam. Merekadiperbolehkan tetap menyandang pangkat dan gelarnya.

Setelah Yusuf meninggal pada tahun 1680 M, ia didigantikan oleh putranya, Muhammad, yang masih muda belia. Selama SultanMuhammad masih di bawah umur, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh kali (Arab: qadhi, jaksa agung) bersama empat pembesar lainnya. Raja Bantenyang saleh itu, melanjutkan serangan terhadap raja Palembang dan gugur dalamusia 25 tahun pada 1596. Ia meninggalkan seorang anak yang berusia 5 bulan, SultanAbdul Mufakhir Mahmud Abdulkadir.

Sebelum memegang pemerintahan secara langsung, Sultanberturu-turut berada di bawah empat orang wali laki-laki dan seorang waliwanita. Ia baru aktif memegang kekuasaan tahun 1626, dan pada tahun 1638mendapat gelar Sultan dari Makkah. Dialah raja Banten yang pertama dengan gelarsultan yang sebenarnya. Ia meninggal tahun 1651 dan digantikann oleh cucunya,Sultan Abulfath Abdulfath.

Pada masa Sultan Abulfath Abdulfath ini terjadibeberapa kali peperangan antara Banten dan VOC yang berakhir dengandisetujuinya perjanjian perdamaian tahun 1659 M.

Dr. Badri Yatim, M.A.”SejarahPeradaban Islam Dirasah Islamiyah II”.PT Raja GrafindoPersada.Jakarta:2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar