Jumat, 23 September 2011

Sejarah Gelora Bung Karno



StadionUtama Gelora Bung Karno (SUGBK) adalah sebuah stadion serbaguna di Jakarta, Indonesiayang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadionini umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkatinternasional. Stadion ini diberi nama Gelora Bung Karno untuk menghormatiSoekarno, Presiden pertama Indonesia,yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleksolahraga ini.

Latar Belakang

Selainsebagai tempat berolahraga, kawasan Gelora Bung Karno oleh berbagai kelompokmasyarakat sering dimanfaatkan sebagai ajang temu. Selain itu pada awal tujuandibangunnya stadion ini, Presiden Soekarno juga menginginkan kompleks olahragayang dibangun untuk Asian Games IV 1962 ini juga hendaknya dijadikan sebagaiparu-paru kota dan ruang terbuka tempat warga berkumpul. Sebuah ciri khasstadion ini adalah atap yang disebut oleh Bung Karno sebagai "TemuGelang", yaitu sebuah atap konstruksi baja besar yang membentuk cincinraksasa dan melindungi para penonton dari panas dan hujan.

Asal Usul Sejarah Stadion GeloraBung Karno

GeloraBung Karno dibangun berawal dari Presiden Soekarno dalam menyambut peluangdengan menawarkan Indonesiasebagai tuan rumah perhelatan pesta olahraga akbar di Asia,Asian Games ke-IV. Setelah disetujui, beliau langsung memerintahkan parabawahannya untuk segera merancang suatu kompleks pusat olahraga moderen danterlengkap sekaligus sebagai taman public dan ruang terbuka hijau. Bagaimanakisahnya hingga Senayan yang dijadikan sebagai lokasi pembangunan? danpembangunan ini mengorbankan 4 desa dengan lebih 60.000 penduduk yang harushengkang dari kampung halamannya.

Danpada saat itu kompleks gelora Bung Karno sangatlah luas. Hingga pada akhirnyakeluasannya itu harus terbagi untuk pembangunan kantor-kantor pemerintahan danswasta. Pada 21 Juli 1962, Stadion Utama berkapasitas 100 ribu penontonsempurna dibangun. Di awal Februari 1960, tepatnya pada tanggal 8 FebruariPresiden pertama Ir Soekarno, (Bung Karno) menancapkan tiang pancangStadionUtama sebagai pencanangan pembangunan kompleks Asian Games IV, disaksikan wakilperdana menteri Uni Soviet, Anastas Mikoyan. Pembangunannya didanai dengankredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannyadiperoleh pada 23 Desember 1958. Adahal yang istimewa tentang Stadion Utama ini. Ciri khas bangunan ini adalah‘atap temu gelang’ berbentuk oval. Sumbu panjang bangunan (utara-selatan)sepanjang 354 meter, sumbu pendek (timur-barat) sepanjang 325 meter.

Stadion ini dikelilingi oleh jalan lingkar luar (athletic tracks) sepanjang 920meter. Bagian dalam terdapat lapangan sepakbola berukuran 105 x 70 meter,berikut lintasan berbentuk elips, dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbupendek 124,2 meter. Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulaidibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertama-nya padakuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. MenjelangPiala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitasstadion menjadi 88.083 penonton dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa OrdeBaru, nama Stadion ini diubah menjadi Stadion Utama Senayan. Setelahbergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama Stadion ini dikembalikan kepadanamanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001. Yaitu StadionGelora Bung Karno. Pengelola stadion ini adalah Yayasan Gelora Bung Karno, yanghingga saat ini masih dipercaya sebagai operator kompleks Gelanggang OlahragaBung Karno. Pada era Yayasan Gelanggang Olahraga Senayan ini, terjadi banyakpenyimpangan sehingga kawasan Geloran Bung Karno yang semula luasnya 279,1hektar ini telah menyusut hingga tinggal 136,84 hektar ( 49 % ) saja. Darijumlah yang 51 % itu, 67,52 hektar atau sekitar 24,2 % dari luas semuladigunakan untuk berbagai bangunan pemerintah seperti gedung MPR/DPR, KantorDepartemen Kehutanan, Kantor Departemen Pendidikan Nasional, Gedung TVRI, GrahaPemuda, Kantor Keluragan Gelora, SMU Negeri 24, Puskesmas, dan rumah makan.Sisanya, yang 26,7 % atau 74,4 hektar disewakan atau dijual untuk berbagaibangunan seperti misalnya kepada Hotel Hilton, kompleks perdagangan Ratu Plaza,Hotel Mulia, Hotel Atlet Century Park (dahulu Wisma Atlet Senayan), Taman RiaRemaja Senayan, Wisma Fairbanks, Plaza Senayan dan berbagai bangunan komersiallainnya.

Sumber : Kaskus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar