Selasa, 06 September 2011

Pajang : Kerajaan Islam Kedua Di Tanah Jawa



Kesultanan Pajang adalah pelanjut dan dipandangsebagai pewaris kerajaan Islam Demak. Kesultanan yang terletak di daerahKartasura sekarang itu merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerahpedalaman pulau Jawa. Usia kesultanan ini tidak panjang. Kekuasaan dankebesarannya kemudian diambil alih oleh kerajaan Mataram.

Sultan atau raja pertama kesultanan ini adalah JakaTingkir yang berasal dari Pengging, di lereng Gunung Merapi. Oleh Raja Demakketiga, Sultan Trenggono, Jaka Tingkir diangkat menkado penguasa di Pajang,setelah sebelumnya dikawinkan dengan anak perempuannya. Kediaman penguasaPajang itu, menurut Babad, dibangun dengan mencontoh keraton Demak.

Pada tahun 1546, sultan Demak meninggal dunia. Setelahitu, muncul kekacauan di ibu kota. Konon, Jaka Tingkir yang telah menjadipenguasa Pajang itu dengan segera mengambil alih kekuasaan.  Karena anak Sulung Sultan Trenggono yangmenjadi pewaris tahta kesultanan, susuhan Prawoto, dibunuh oleh kemenakannya,Aria Penangsang yang waktu itu menjadi penguasa di Jipang (Bojonegorosekarang).

Setelah itu, ia memerintahkan agar semua benda pusakaDemak dipindahkan ke Pajang. Setelah menjadi raja yang paling berpengaruh dipulau Jawa, ia bergelar Sultan Adiwijaya. Pada masanya sejarah Islam di pulauJawa mulai dalam bentuk baru, titik politik pindah dari pesisir (Demak) kepedalaman. Peralihan pusat politik itu membawa akibat yang sangat besar dalamperkembangan peradaban Islam di Jawa.

Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaan pemerintahannyadi tanah pedalaman ke arah Timur sampai daerah Madiun, di aliran anak sungaiBengawan Solo yang terbesar. Setelah itu, secara berturut-turut ia dapatmenundukkan Blora (1554) dan Kediri (1577). Pada tahun 1581, ia berhasilmendapatkan pengakuan sebagai Sultan Islam dari raja-raja perpenting di JawaTimur. Pada umumnya hubungan antara keratin Pajang dan raja-raja Jawa Timurmemang bersahabat.

Selama pemerintahan Sultan Adiwijaya, kekusastraan dankesenian yang sudah maju di Demak, dan Jepara lambat laun dikenal di pedalamanJawa. Pengaruh agama Islam yang kuat di pesisir dan menjalar tersebar ke daerahpedalaman.

Sultan Pajang meninggal dunia tahun 1587 dandimakamkan di Butuh, suatu daerah di sebelah barat taman kerajaan Pajang. Diadigantikan oleh menantunnya, Aria Pangiri, anak susuhan Prawoto tersebut diatas. Waktu itu, Aria Pangiri menjadi penguasa di Demak. Setelah menetap dikeratin Pajang, Aria Pangiri dikelilingi oleh pejabat-pejabat yang dibawanyadari Demak. Sementara itu, anak Sultan Adiwijaya, Pangeran Benawa, dijadikanpenguasa di Jipang.

Pangeran muda ini, karena tidak puas dengan nisabya ditengah-tengah lingkungan yang masih asing baginya, meminta bantuan kepadaSenopati, penguasa Mataram, untuk mengusir raja Pajang yang baru itu. Padatahun 1588, usahanya itu berhasil. Sebagai rasa terima kasih, Pangeran Benawamenyerahkan hak atas warisan ayahnya kepada Senopati. Akan tetapi, Senopatimenyatakan keinginannya untuk tetap tinggal di Mataram. Ia hanya meminta“pusaka kerajaan” Pajang. Mataram ketika itu memang sedang dalam proses menjadisebuah kerajaan yang besar. Pangeran Benawa kemudian dikukuhkan sebagai rajaPajang, akan tetapi berada dibawah perlindungan kerajaan Matara. Sejak itu, Pajangsepenuhnya menjadi berada di bawah kekuasaan Mataram.

Riwayat kerajaan Pajang berakhir tahu 1618. KerajaanPajang waktu itu memberontak terhadap Mataram yang ketika itu di bawah SultanAgung. Pajang dihancurkan, rajanya melarikan diri ke Giri dan Surabaya.

Dr. Badri Yatim, M.A.”SejarahPeradaban Islam Dirasah Islamiyah II”.PT Raja GrafindoPersada.Jakarta:2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar