Sabtu, 10 September 2011

Saluran dan Cara-cara Islamisasi Di Indonesia


Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golonganbangsawan dan rakyat umumnya, dilakukan secara damai. Apabila situasi politiksuatu kerajaan mengalami kekacauan dan kelemahan disebabkan perebutan kekuasaandi kalangan keluarga istana, maka Islam dijadikan alat politik bagi golonganbangsawan atau pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu. Mereka berhubungandengan pedagang-pedagang Muslim yang posisi ekonominya kuat karena menguasaipelayaran dan perdagangan. Apabila kerajaan Islam sudah berdiri, penguasanyamelancarkan perang terhadap kerajaan non-Islam. Hal itu bukanlah karena persoalanagama tetapi karena dorongan politis untuk menguasai kerajaan-kerajaan disekitarnya.

Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran islamisasiyang berkembang ada enam, yaitu:

  1. Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran islamisasi adalahperdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M.membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagiandalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara dan Timur BenuaAsia. Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karenapara raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan merekamenjadi pemilik kapal dan saham. Mengutip pendapat Tome Pires berkenaan dengansaluran Islamisasi melalui perdagangan ini di pesisir Pulau Jawa, Uka  Tjandrasasmita menyebutkan bahwa parapedagang Muslim banyak yang bermukim di pesisir pulau Jawa yang penduduknyaketika itu masih kafir. Mereka berhasil mendirikan masjid-masjid danmendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dankarenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapatempat, penguasa-penguasa Jawa, yang menjabat sebagai bupati-bupati Majapahit yangditempatkan di pesisir utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan hanya karenafactor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi terutama karena factorhubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang Muslim.

  1. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagnang Muslim memilikistatus social yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga pendudukpribumi, terutama putri-putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istrisaudagar-saudagar itu. Sebelum kawin, mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelahmereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya, timbul kampung-kampung,daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan Muslim. Dalam perkembangan berikutnya, adapula wanita Muslim yang dikawani oleh keturunan bangsawan, tentu saja setelahyang terakhir ini masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkanapabila terjadi antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dananak adipati, karena raja, adipati atau bangsawan itu kemudian turutmempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmatatau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Nyai Kawunganten,Brawijaya dengan putri Campa yang menurunkan Raden Patah (raja pertama Demak)dan lain-lain.

  1. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi, mengajarkanteosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakatIndonesia. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatanmenyembuhkan. Di antara mereka ada juga yang mengawini putri-putri bangsawansetempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan keada penduduk pribumimempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agamaHindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantaraahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persaman dengan alampikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syeikh LemahAbang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih berkembangdi abad ke-19 bahkan di abad ke-20 M ini.

  1. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baikpesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, danulama-ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama, dan kiaimendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang kekampong masing-masing kemudian berdakwah ke tempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya,pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya dan SunanGiri di Giri. Keluaran pesantren Giri ini banyak yang diundang ke Maluku untukmengajarkan agama Islam.

  1. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang palingterkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yangpaling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upahpertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkankalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari ceritaMahabharata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dannama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alatIslamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan danseni ukir.

  1. Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyatmasuk Islam setelah rajanya masuk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik rajasangat berpengaruh tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik diSumatera dan Jawa maupun di Indonesia bagian Timur, demi kempentingan politik, kerajaan-kerajaanIslam memerangi kerajaan-kerajaan non-Islam. Kemenangan kerajaan Islam secarapoltik banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.

Dr. Badri Yatim, M.A.”SejarahPeradaban Islam Dirasah Islamiyah II”.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta:2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar