Sabtu, 24 Desember 2011

Agar Kanker Tak Bikin Kantong Kering




JAKARTA – Kanker kini bukan hanyamenjadi penyakit orang kaya atau orang kota. Kanker telah menjadi penyakit segalalapisan ekonomi mayarakat.

"Beban biaya untuk pengobatankanker berat, tapi bukan berarti tak bisa diobati," kata Dekan FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Tabrany.

Untuk membuat kanker menjadi penyakityang bisa diobati secara biaya, delapan negara ASEAN kini mengadakan studimempelajari dampak kanker terhadap sosial dan ekonomi.

Forum dengan nama ASEAN Cost inOncology (ACTION) diluncurkan Jumat, (16/12) oleh menteri Kesehatan RI, EndangRahayu Setianingsih. Dari studi ini diharapkan bisa diketahui total biaya yangmembebani kehidupan rumah tangga jika salah satu anggotanya menderita sakitkanker.

"Jika total biaya yangdiperlukan untuk pengobatan lebih tinggi dibandingkan pendapatan per kapita,nanti biaya pengobatam diharapkan bisa dibiayai oleh pemerintah," ujarEndang.

Penelitian yang rencananya akan selesai pada 2013 ini juga diharapkan bisa merekomendasikan kebijakanpemerintah untuk pencegahan kanker dengan skala nasional.

Di Indonesia, studi ini akanmensurvei 2.400 data pasien kanker di 12 rumah sakit besar. Studi total diASEAN, rencananya akan melibatkan 10 ribu responden. Dari studi ini akandijitung total biaya pengobatan mulai dari diagnosa, transportasi.

Menkes berharap nantinya rumah sakitswasta juga semakin banyak yang terlibat dalam memberikan jaminan kesehatankepada para penderita kanker. Hingga kini, baru 300 rumah sakit swasta yangmenggunakan Jamkes, padahal di Indonesia ada sekitar 800 rumah sakit.

Sumber : Republika.co.id

                                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar