Rabu, 07 Desember 2011

Sejarah Terciptanya Pembalut Wanita




Sudah jamak bagiseorang wanita untuk mendapatkan haid setiap bulannya. 'Penyakit' bulanan inimulai terjadi sejak wanita berusia sekitar 11 tahun. Setelah itu, seorangwanita akan mengalami siklus menstruasi selama 31 sampai 44 tahun sepanjanghidupnya.

Sepanjang siklusmenstruasi yang berlangsung antara 2 sampai 7 hari ini, setiap wanitamemerlukan pembalut yang nyaman. Padahal, saat pertama kali ditemukan, yaitupada abad ke-10, pembalut yang digunakan oleh suku Indian Inuit di Eskimo hanyaberupa bantalan dari kulit kelinci. Sedangkan di Uganda, pembalutnya berupapotongan kulit pohon. Yang kemudian populer adalah penggunaan pembalut daripotongan-potongan kain bekas.

Pembalut laluberevolusi hingga ditemukan pembalut sekali pakai. Ide awalnya berasal dariperawat yang memakai perban dari bubur kayu untuk menyerap darah menstruasi.Saat itu, pembalut jenis ini dianggap cukup murah untuk dibuang setelah dipakaidan bahan bakunya gampang didapat.

Beralih dari bubur kertas,pembalut lalu dibuat dari wol dan katun dengan bentuk persegi dan diberilapisan penyerap. Pada ujung depan dan belakang dipasang pengait untukdikaitkan ke sabuk khusus yang dipakai di bawah pakaian dalam. Desain modelbegini merepotkan karena sering selip ke depan atau belakang.

Lalu timbul ide untukmemberi perekat pada bagian bawah pembalut untuk dilekatkan pada pakaian dalam.Pada pertengahan 1980-an pembalut bersabuk lenyap dari pasaran digantikanpembalut berperekat. Seperti yang ada saat ini.

Berbicara tentangpembalut tentu juga tidak boleh melupakan faktor kebersihan. Malas menggantipembalut bisa berakibat keputihan atau penyakit kelamin seperti yang dituturkanoleh dr. Ryan Thamrin dalam acara talkshow 'Shine with Charm' di Kampus Perbanas,Setiabudi.

"Jangan pernahsepelekan kebersihan daerah intim saat menstruasi. Ada lima hal penyebab wanitakurang memperhatikan penggantian pembalut atau pantyliner. Malu, khawatir WCtidak bersih, malas, hemat, lupa. Padahal jika tidak diindahkan, dapat berisikoterkena infeksi, mulai dari keputihan hingga penyakit kelamin," ujarginekolog dan seksolog ini.

Dokter muda ini jugamenyarankan untuk memilih pembalut yang bisa menunjang kenyamanan beraktivitas."Pilihlah pembalut yang nyaman, terutama yang tidak menimbulkan kebocorandan iritasi pada daerah kulit sekitar vagina. Tidak hanya itu, perhatikandurasi pemakaian dengan mengganti pembalut setiap 2-4 jam sekali," urainyalebih lanjut.

Sumber : ForumkamiNET


Tidak ada komentar:

Posting Komentar