Minggu, 25 Desember 2011

Khasiat Obat Herbal untuk Penyakit Pikun




BOGOR - Pusat Studi BiofarmakaInstitut Pertanian Bogor melakukan penelitian mengenai potensi obat berbasisherbal untuk penyakit demensia atau kepikunan.

"Sudah lebih dari dua tahun initim kami melakukan penelitian yang berkaitan dengan potensi herbal untukdemensia," kata Kepala Pusat Studi Biofarmaka IPB Prof Dr Ir Latifah KDarusman, MS di Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/12).

Menjawab pertanyaan ANTARA padadiskusi ilmiah bertema "Tipe Demensia Alzheimer" yang menghadirkannarasumber ahli saraf dr Andreas Harry Sp.S (K), ia mengemukakan bahwapenelitian tersebut lebih difokuskan pada kadar asetilkolina (acetylcholine)pada sejumlah herbal.

"Jadi, kami  terus mencaripada herbal apa saja yang kadar asetilkolinanya cukup kuat," kata LatifahK Darusman.

Pada diskusi yang diikuti sejumlahpeneliti yang juga kandidat master (S2) dan doktor (S3) itu, pihak Pusat StudiBiofarmaka IPB mendapatkan paparan yang cukup rinci dari Andreas Harry mengenaidemensia.

Ahli saraf lulusan FakultasKedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang juga anggota 'AdvanceResearch Alzheimer's' itu menjelaskan bahwa demensia adalah sindroma klinikyang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan berkurangnya domain memori yangmenyebabkan gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari.

"Demensia bersifat progresifbertahap, dan pada penderitanya tetap dalam keadaan sadar (normalconsiousness)," katanya.

Ia menjelaskan, pada konferensidokter ahli saraf dunia tentang Alzheimer yang berlangsung di Paris, Prancis,pada pertengahan Juli 2011, para ahli memperkirakan bahwa penderita demensia(kepikunan) di negara-negara berkembang akan meningkat drastis.

"Di negara-negara berkembang,jumlah penderita demensia akan meningkat lebih drastis selama dekadeberikutnya, diperkirakan tiga sampai kali lipat lebih tinggi daripada di negaramaju," kata Andreas Harry, yang menjadi satu-satunya peserta asalIndonesia yang diundang mengikuti konferensi dunia para dokter ahli Alzheimeritu.

Konferensi internasional tentangpenyakit Alzheimer 2011 yang diselenggarakan Asosiasi Alzheimer (AAICAD) itu,yang diikuti para peneliti dunia mengenai penyakit tersebut, juga menyimpulkanobat baru 'memantine' adalah pengobatan yang unik bagi demensia, khususnyajenis Alzheimer.

Selain itu, kata dia, 'memantine'yang sudah masuk di Indonesia, namanya dikenal dengan "Ebixa", yangdisebutkan efektif dalam mencegah secara klinis memori yang memburuk.

"Jadi penurunan memori secaradini harus dicegah untuk demensia di masa depan," kata ahli saraf di bawahbimbingan Prof dr Djoenaidi Widjaya, Ph.D, Sp.S (K), yang juga dosenpascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta.

Sementara itu, pada konferensi ASEANNeurological Association (ASNA) 2011 di Sanur, Kota Denpasar, Bali pada awalNovember 2011, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi)Prof Mohammad Hasan Machfoed, SpS (K) mengemukakan, pihaknya akan melakukanorientasi program menemukan insiden prevalensi penyakit demensia (kepikunan)pada masyarakat Indonesia.

"Kalau di luar negeri (angkaprevalensinya) langsung bisa diketahui karena datanya ada, sedangkan kalau dikita (Indonesia) tidak. Angka (di Indonesia) cukup tinggi, namun jumlahpastinya secara resmi belum ada," katanya.

ASNA adalah forum dua tahunan paradokter ahli saraf di Asia Tenggara, sebagai ajang komunikasi dan pertukaranpengetahuan di kalangan dokter ahli saraf se-Asia Tenggara (ASEAN). Meski untukprevalensi demensia di Indonesia belum ada angka resmi, namun Mohammad HasanMachfoed memprakirakan angkanya di kisaran lima hingga tujuh persen.

Hitungan angka yang diprakirakan itu,kata dia, berapa penduduk Indonesia, berapa yang usianya tua (lanjut usia), dandari yang tua itu berapa yang mengalami demensia. "Kalau saya bisasebutkan kira-kira 80 persen dari demensia, jadi kalau diambil dari yang pikunitu (jumlahnya) cukup tinggi," kata guru besar Fakultas Kedokteran Unairkelahiran Madura, Jawa Timur, itu.

Dikemukakannya bahwa di Indonesia,demensia itu makin banyak karena yang pertama, dari aspek usia. "Demensiamenjadi penting karena usia harapan hidup itu makin lama makin tinggi,sedangkan demensia itu penyakitnya orang tua bukan anak-anak, dengan demikiandengan kondisi tersebut maka timbul kelainan yang disebut demensia.

"Nah, nanti polanya akan kesana, justru mungkin akan terbanyak, karena apa, penyakit-penyakit yangsifatnya degeneratif itu, salah satunya adalah demensia ini," katanya.

Sumber : Republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar