Senin, 14 November 2011

Gunung Anak Krakatau Tertutup Kabut Hitam

Berita Indonesia -Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda tidak terlihat dari Pos Pemantau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, karena tertutup kabut hitam. "Visual Gunung Anak Krakatau tidak dapat terpantau dari pos, karenanya kami tidak bisa melihat ketinggian asap yang keluar dari perutnya," kata pengamat Pos Pemantau GAK, Deni, Senin.

Sementara itu, gempa vulkanik Gunung Anak Krakatau masih fluktuatif dengan kisaran 2.000 kali kegempaan. "Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih melarang warga maupun turis mendekat ke lokasi sampai radius dua kilometer," katanya.

Dia mengatakan, untuk status Gunung Anak Krakatau, PVMBG masih menetapkan pada level III atau Siaga. "Pada kegempaan Gunung Anak Krakatau, gempa vulkanik yang terjadi masih terus tejadi, dengan jumlah kegempaan fluktuatif," ujarnya.

Menurut Deni, untuk kegempaan yang terjadi, warga diminta untuk tidak resah dan panik atas apa yang terjadi dengan kondisi Gunung Anak Krakatau. "Kami menginformasikan kepada warga atau siapapun untuk tidak panik, apalagi sampai gelisah, karena posisi kita aman sepanjang rekomendasi yang kami buat tidak dilanggar," katanya menambahkan.

Seorang warga Anyer, Kabupaten Serang, Iwan mengaku tidak terpengaruh dengan kondisi Gunung Anak Krakatau yang terjadi saat ini. "Kalau saya pribadi tidak masalah. Saya tetap melakukan aktivitas seperti biasanya," katanya.

Dia mengatakan, kondisi kegempaan Gunung Anak Krakatau yang saat ini ada pada level III, belum membawa dampak yang dirasakan. "Mudah-mudahan dengan status Gunung Anak Krakatau ini tidak mengganggu penghasilan warga yang ada di pesisir Pantai Anyer," ujar Iwan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar