Kamis, 06 Oktober 2011

Alasan Wanita Cantik Dan Pria Tampan Mempunyai Sifat Egois



Stereotype dalam film yangmenggambarkan orang-orang dengan wajah rupawan memiliki sifat egois bisa jadimemang sesuai kenyataan.

Setidaknya demikian hasilpenelitian kolaborasi dari Barcelona University dan Universidad Autonoma deMadrid, Spanyol. Penelitian yang dipimpin oleh Santiago Sanchez-Pages danEnrique Turiegano itu menemukan bahwa orang-orang dengan wajah lebih simetris,yang kerap diasosiasikan dengan kecantikan, cenderung lebih fokus dengan diri merekasendiri.

Klaim tersebut didasarkan olehujicoba yang menggunakan model perilaku "prisoner’s dilemma", di manadua partisipan diberi opsi memainkan peran sebagai ‘merpati’ yang harus bekerjasama untuk melakukan pekerjaan mulia, atau sebagai ‘elang’ dan memilikikesempatan berlaku egois.

Studi itu kemudianmengungkapkan bahwa orang-orang dengan wajah simetris lebih tidak ingin bekerjasama serta tidak mengharapkan orang lain untuk melakukan hal yang sama,demikian dilansir Guardian, Senin (15/8/2011).

Sanchez-Pages dan Turieganoberspekulasi bahwa secara tidak sadar manusia kerap memandang fitur wajahsimetris sebagai penanda kesehatan yang baik, sehingga membuat mereka lebihmenarik. Studi-studi terdahulu memang mengklaim bahwa individu dengan wajahsimetris jarang mengidap penyakit bawaan sehingga membuat mereka lebih idealsebagai pasangan hidup. Alhasil, mereka lebih mandiri dan merasa tidak membutuhkanbantuan orang lain.

"Karena orang-orang denganfitur wajah simetris dianggap lebih sehat dan menarik, mereka menjadi lebihmandiri dan merasa tidak perlu bekerja sama serta meminta bantuan dari oranglain. Melalui seleksi alam selama ribuan tahun, karakteristik ini pun masihbertahan hingga saat ini," tulis kedua akademisi itu.

Keduanya juga mengungkapkanadanya hubungan antara tingkatan kerjasama seseorang dengan terpaan testosterondalam perkembangannya. Testosteron kerap diasosiasikan dengan tindakan agresif,sehingga pria yang disebut ‘alpha male’ atau memiliki kadar testosteroneberlebih, disinyalir sulit untuk bekerja dalam tim.

Meski begitu, kedua penelitiini mengingatkan bahwa fitur simetri wajah maupun tingkatan testosteronsebaiknya tidak dijadikan dasar untuk memprediksi tingkah laku seseorang.

Penemuan ini sendiri bakaldipresentasikan pada gelaran tahunan Nobel Laureate di Lindau, Jerman, 23hingga 27 Agustus mendatang.

Sumber: ForumkamiNET



Tidak ada komentar:

Posting Komentar